Wakil Presiden Kamala Harris mengungguli mantan Presiden Donald Trump di medan pertempuran utama yakni negara bagian Michigan, Wisconsin, dan Pennsylvania. Hasil ini dikutip dari jajak pendapat terbaru New York Times/Siena College.
Jajak pendapat tersebut mencatat Harris mengungguli Trump dengan rasio suara 50% berbanding 46% di ketiga negara bagian tersebut, meskipun keunggulan tersebut masih dalam batas kesalahan survei.
Calon pemilih adalah sebagian dari seluruh kelompok pemilih terdaftar yang disurvei. Dari Senin hingga Kamis minggu ini, jajak pendapat tersebut mensurvei 619 pemilih terdaftar di Michigan dan 661 pemilih terdaftar di Wisconsin. Dari Selasa hingga Jumat, jajak pendapat tersebut telah mensurvei 693 pemilih terdaftar di Pennsylvania.
Dikutip dari CNBC Internasional, jajak pendapat menunjukkan Harris sukses mempertahankan keunggulan empat poin di Wisconsin, tetapi memiliki keunggulan tiga poin di Pennsylvania dan sebenarnya tertinggal di belakang Trump dengan tiga poin di Michigan.
Jajak pendapat Times/Siena merupakan data terkini yang menelusuri perombakan yang lebih luas yang telah terjadi sejak Presiden Joe Biden keluar dari persaingan pada bulan Juli dan mendukung Harris untuk mengambil alih sebagai calon presiden dari Partai Demokrat.
Meskipun jajak pendapat tersebut masih menunjukkan persaingan ketat antara kedua kandidat, jelas bahwa Harris telah mengubah keadaan persaingan secara mendasar sejak bulan lalu.
Dalam beberapa minggu sejak Biden keluar, Harris telah menggantikan sebagian besar perolehan suara yang hilang untuk tiket dari Partai Demokrat dan bahkan telah mengambil alih keunggulan Trump di beberapa wilayah.
Pada bulan Mei, bahkan sebelum penampilan presiden yang buruk pada debat bulan Juni, jajak pendapat Times/Siena menemukan Biden imbang dengan Trump di Wisconsin. Biden tertinggal di belakang calon presiden dari Partai Republik ini di negara bagian Michigan dan Pennsylvania.
Dalam memo hari Sabtu, tim kampanye Trump mengatakan bahwa jajak pendapat Times/Siena “sangat meremehkan” dukungan untuk Trump di antara pemilih terdaftar dan calon pemilih potensial.
“Sekali lagi, kita melihat serangkaian survei publik yang dirilis dengan maksud dan tujuan yang jelas untuk menekan dukungan bagi Presiden Trump,” tulis juru survei Partai Republik Tony Fabrizio dan Tim Saler dalam memo tersebut.
Namun, jika dirinci, sebenarnya Trump memiliki keunggulan sembilan poin dalam hal penanganan ekonomi dibandingkan dengan Harris, menurut jajak pendapat Times/Siena.