“Kiamat” Mendekat, Daratan Bumi Kehilangan Triliunan Ton Air

Kekeringan waduk Jati Gede

Daratan bumi kehilangan 1,6 triliun ton air karena pemanasan global dan konsumsi penduduknya.

Dikutip dari Sciencenews.org, mengutip laporan peneliti dalam jurnal Science edisi 28 Maret, menunjukkan penyimpanan air daratan, yang mencakup air di akuifer bawah tanah, danau, sungai, serta ruang-ruang kecil di dalam tanah, mengalami penurunan triliunan ton metrik di awal abad ke-21.

Daratan Bumi kini menyimpan jauh lebih sedikit air dibandingkan sebelumnya. Berkurangnya air bukan hanya disebabkan oleh mencairnya lapisan es.

Penurunan tajam cadangan air tawar ini disebabkan oleh kenaikan suhu di daratan dan lautan, yang kemudian meningkatkan frekuensi kekeringan global.

Penurunan air ini diketahui dari studi ahli geofisika Ki-Weon Seo dari Seoul National University dan rekan-rekannya.

Ki-Weon Seo mengatakan penurunan jumlah air diperkirakan masih akan tetap terjadi mengingat proyeksi pemanasan bumi di masa depan.

Ki-Weon Seo dan rekan-rekannya menggunakan beberapa metode independen untuk menilai kehilangan air daratan dari tahun 2000 hingga 2020.

Metode-metode ini masing-masing mencakup rentang waktu berbeda. Termasuk didalamnya adalah pengamatan gravitasi satelit di daratan, pengukuran kelembapan tanah melalui satelit, pengamatan kenaikan permukaan laut global, dan pengamatan variasi rotasi bumi akibat perubahan distribusi massa.

Karena air berpindah dari daratan ke laut, kutub bumi telah bergeser sekitar 45 sentimeter.

Secara keseluruhan, data dari berbagai metode ini menunjukkan satu kesimpulan penting: Penyimpanan air di bumi telah menurun tajam pada awal abad ke-21 atau sejak awal 2001.

Dari 2005 hingga 2015, pada periode saat semua metode saling tumpang tindih menunjukkan fakta yang mencengangkan yakni penyimpanan air daratan telah berkurang hampir 1,3 triliun metrik ton. Jumlah ini setara dengan kenaikan permukaan laut global hingga 3,5 milimeter.

Data satelit juga menunjukkan bahwa air yang tersimpan di tanah menurun drastis pada 2000-2002 di mana pada periode tersebut daratan bumi diperkirakan kehilangan sekitar 1,6 triliun metrik ton air.

Sebagai perbandingan, lapisan es Greenland yang mencair hanya menyumbang sekitar 900 miliar ton atau sekitar 0,8 milimeter per tahun terhadap kenaikan permukaan laut dari 2002 hingga 2006. Padahal, Greenland dianggap sebagai kontributor terbesar terhadap kenaikan permukaan laut.

Data yang sama juga menunjukkan adanya penurunan kelembapan tanah yang terus berlanjut sepanjang periode data yang tersedia, meskipun dengan laju yang lebih lambat. Data dari 2003 hingga 2016, menunjukkan adanya tambahan kehilangan air sekitar 1 triliun ton air dari tanah.

Penyebab utama kehilangan air ini adalah kenaikan suhu, baik di atmosfer maupun di lautan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*