
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memastikan seluruh korban luka akibat aksi massa di Surabaya mendapatkan perawatan medis dengan biaya yang sepenuhnya ditanggung Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
“Saya pastikan mereka semua di dalam pembiayaan Pemprov Jawa Timur karena dua-duanya juga rumah sakitnya milik Pemprov Jatim, semua Insya Allah dalam keadaan baik,” kata Khofifah di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin.
Dia menyebut lebih dari 100 orang sempat mendapatkan penanganan medis usai aksi demo. Hingga saat ini, ucapnya, dua orang masih dirawat di RSUD dr. Saiful Anwar Malang dan dua lainnya di RSUD dr. Soetomo Surabaya.
Khofifah menegaskan pemerintah daerah akan terus memantau kondisi kesehatan para korban hingga pulih sepenuhnya.
Selain memastikan biaya perawatan, Khofifah juga menuturkan bahwa proses pemulangan massa yang ditahan di Polrestabes Surabaya sudah difasilitasi bersama Kapolda Jatim Irjen Pol Nanang Avianto dan Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) V/Brawijaya Mayor Jenderal TNI Rudy Saladin.
Dia menyebut sebagian besar yang ditahan masih berusia belasan tahun dan akhirnya diserahkan langsung kepada keluarganya.
Diketahui, sisi barat Gedung Negara Grahadi di Jalan Raya Gubernur Suryo Surabaya dibakar massa yang anarkis pada Sabtu (30/8) malam sekitar pukul 21.38 WIB.
Area tersebut terdapat sejumlah ruangan salahnya satunya adalah Press Room atau ruang wartawan yang biasa meliput kegiatan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa.
Massa membakar Grahadi kurang lebih satu jam setengah setelah Khofifah menemui demonstran.
Khofifah pun menyampaikan keprihatinan atas pembakaran Gedung Negara Grahadi di Surabaya yang dilempari bom molotov oleh massa aksi, karena gedung itu merupakan cagar budaya.
“Iya tentu itu bagian dari cagar budaya, kita semua prihatin bahwa bagian barat gedung Grahadi ternyata dilempari molotov juga,” kata dia.
Hingga Minggu (31/8), aparat keamanan masih bersiaga di sejumlah titik strategis Surabaya untuk mengantisipasi potensi kericuhan.