Sedikitnya tujuh orang tewas dan lebih dari selusin lainnya dilaporkan hilang setelah sekelompok pria bersenjata menyerang sebuah bus umum di Provinsi Enga, Papua Nugini. Insiden ini terjadi pada Selasa sore di Distrik Lagaip, ketika lebih dari 20 penumpang berada di dalam bus yang menjadi sasaran serangan brutal.
Menurut Asisten Komisaris Polisi Joseph Tondop, dilansir The Guardian, para penyerang yang dipersenjatai senjata canggih melakukan “penyergapan” dan menembaki bus secara membabi buta. Tujuh korban yang tewas, termasuk sopir bus, merupakan laki-laki.
Sang sopir sempat berupaya mengemudikan bus ke rumah sakit di Wabag, sekitar 50 menit perjalanan dari lokasi kejadian, tetapi akhirnya meninggal karena luka tembak.
Satu korban dilaporkan berada dalam kondisi kritis di Rumah Sakit Wabag, sementara setidaknya 17 penumpang lainnya masih belum ditemukan. Polisi tidak dapat memastikan apakah para penumpang yang hilang ini masih hidup, terluka, atau mungkin bersembunyi di hutan atau berlindung dengan klan tetangga.
Polisi meluncurkan operasi pencarian pada Rabu (23/10/2024) pagi untuk menemukan para penumpang yang hilang, dimulai dari lokasi penyergapan.
Tondop menyebutkan bahwa serangan ini diduga merupakan aksi “balas dendam” yang berkaitan dengan konflik antara kelompok-kelompok suku yang sudah berlangsung lama di Provinsi Enga.
Papua Nugini dikenal dengan konflik antarsuku yang sudah terjadi selama berabad-abad, tetapi kini menjadi lebih mematikan karena maraknya penggunaan senjata canggih seperti senapan, parang, dan granat. Kekerasan antarsuku di provinsi ini terus meningkat, menewaskan puluhan orang serta menghancurkan rumah-rumah, infrastruktur, dan bisnis.
Pada Februari lalu, sedikitnya 50 orang tewas dalam sebuah pembantaian oleh suku-suku yang bertikai, akibat sengketa tanah yang berlarut-larut. Konflik ini rumit dan diatur oleh adat serta kepercayaan yang telah diwariskan selama berabad-abad.
Polisi setempat berusaha mengendalikan kekerasan, tetapi masuknya senjata modern membuat situasi semakin sulit dikendalikan.