Jalan bebas hambatan yang baru dibangun melintasi Gurun Taklimakan di Sungai Tarim di Daerah Otonom Uighur Xinjiang, China barat laut, pada 22 Juni 2022. (ANTARA/Xinhua/Li Xiang)
Gurun Taklimakan, yang dikenal sebagai “Lautan Kematian”, telah sepenuhnya dikelilingi oleh sabuk hijau penghalang pasir yang membentang sepanjang 3.046 kilometer, kata pemerintah setempat di Daerah Otonom Uighur Xinjiang, China barat laut.
Pada Kamis (28/11) pagi waktu setempat, beberapa spesies tanaman, termasuk Populus euphratica (lebih dikenal sebagai pohon “poplar gurun”), pohon sacsaoul, dan pohon willow merah, ditanam di lahan berpasir di wilayah Yutian di tepi selatan gurun itu, menandai selesainya bentangan terakhir sabuk hijau tersebut, menurut biro kehutanan dan padang rumput regional Xinjiang.
Taklimakan mencakup area seluas 337.600 kilometer persegi dan panjang kelilingnya mencapai 3.046 kilometer, menjadikannya gurun terluas di China dan gurun pasir bergerak terluas kedua di dunia.
Butuh waktu lebih dari 40 tahun untuk menutup gurun itu sepenuhnya dengan sabuk hijau. Pada akhir 2023, sabuk hijau sepanjang 2.761 kilometer telah menghubungkan oasis-oasis yang tersebar, dan hanya menyisakan bagian terakhir yang paling menantang.
Bentangan terakhir ini, dengan panjang sekitar 285 kilometer, membentang di bagian selatan gurun tersebut dan menghadapi bahaya angin dan pasir yang ekstrem. Sejak tahun ini, Xinjiang telah mengambil langkah-langkah tertarget dan ilmiah guna menutup bentangan ini.
Selain sabuk hijau, berbagai upaya telah dilakukan untuk mendorong pengembangan industri pasir, seperti penanaman cistanche dan tanaman lainnya, untuk memberi manfaat bagi penduduk setempat.
Direktur biro kehutanan Tuhti Rahman dan padang rumput regional Xinjiang, mengatakan bahwa sabuk tersebut berfungsi sebagai penghalang ekologis dan akan menjamin stabilitas produksi pertanian, meningkatkan lingkungan hidup perkotaan, serta mendorong pembangunan ekonomi dan sosial Xinjiang.
Xinjiang akan memperkuat lebih lanjut sabuk hijau ini, Tuhti Rahman menambahkan.
Proyek pengendalian Gurun Taklimakan merupakan bagian dari Program Hutan Penahan Angin Tiga Utara (Three-North Shelterbelt Forest Program/TSFP) di China, sebuah program penghijauan terbesar di dunia untuk mengatasi penggurunan. TSFP diluncurkan pada 1978 dan dijadwalkan rampung pada 2050.
Pada Juni 2023, China mengusulkan agar TSFP diubah menjadi “Tembok Besar hijau” yang berfungsi penuh dan tidak dapat dijebol, serta menjadi penghalang keamanan ekologis di China bagian utara. https://detik-blog.org