
Pelaksana Tugas (Plt.) Inspektur Jenderal Kementerian HAM Farid Junaedi menjawab pertanyaan wartawan di Jakarta, Kamis (5/12/2024). (ANTARA/Fath Putra Mulya)
Kementerian Hak Asasi Manusia (Kemenham) RI akan meluncurkan Indeks HAM Indonesia dalam momentum puncak peringatan Hari HAM Sedunia Ke-76 yang digelar di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, Selasa (10/12) malam.
“Indeks ini adalah instrumen pengukuran kondisi implementasi norma dan prinsip HAM di Indonesia,” kata Pelaksana Tugas (Plt.) Inspektur Jenderal Kemenham Farid Junaedi menjawab pertanyaan ANTARA di Jakarta, Kamis.
Ia menjelaskan, Indeks HAM Indonesia diukur menggunakan tiga metode, yaitu melalui bank data kementerian/lembaga, survei 2.000 lebih masyarakat, dan wawancara pakar. Selain itu, hasil pengukuran indeks tersebut juga didiskusikan dengan akademisi, pakar, dan masyarakat sipil.
Sedikitnya ada 20 indikator Indeks HAM Indonesia yang terdiri atas sebelas indikator bidang ekonomi, sosial, dan budaya serta sembilan indikator bidang sosial dan politik. Seluruh indikator tersebut diturunkan dari kovenan internasional yang telah diratifikasi oleh Indonesia.
Farid menyebut, Indeks HAM Indonesia diperlukan untuk mengetahui sejauh mana implementasi nilai-nilai HAM di Tanah Air, sekaligus mengetahui hal-hal yang perlu diperbaiki untuk mengoptimalisasi penghormatan, perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan HAM (P5HAM)
“Indeks ini kita harapkan mempunyai manfaat, memantau situasi implementasi HAM di Indonesia, memberikan deskripsi dan dokumentasi kontekstual terhadap situasi implementasi HAM di Indonesia,” ujarnya.
Selain itu, indeks ini juga diharapkan dapat digunakan sebagai bahan evaluasi kinerja pemerintah dalam penyusunan kebijakan dan pemajuan HAM. Pasalnya, Indeks HAM Indonesia turut mengukur dampak kebijakan pemerintah terhadap masyarakat.
“Dengan melihat data yang ada, bisa membuat evaluasi dan program-program, agar bisa lebih bisa berkembang lagi … oleh karena itu, kebijakan-kebijakan yang akan kita buat betul-betul memaksimalkan dan meningkatkan HAM,” kata Farid.
Hari HAM Sedunia Ke-76 mengangkat tema “Harmoni dalam Keberagaman menuju Indonesia Emas 2045”. Melalui tema tersebut, Kemenham ingin memperkokoh nilai-nilai HAM, demokrasi, keadilan, dan perdamaian di tengah-tengah masyarakat.
Staf Khusus Bidang Komunikasi Media Kementerian HAM Thomas Harming Suwarta, pada kesempatan yang sama, mengatakan, melalui peringatan Hari HAM Sedunia, pihaknya berharap nilai-nilai HAM lebih populer dan implementatif, tidak hanya bagi masyarakat tetapi juga aparatur pemerintah.
Momentum ini juga dimanfaatkan untuk mengarusutamakan HAM. Menurut Thomas, pengarusutamaan HAM terdiri dari lapisan dimensi kognitif yang berhubungan dengan pengetahuan serta dimensi aksiologis yang mengarah pada implementasinya.
“Mainstreaming (pengarusutamaan, red.) HAM lebih kita arahkan kepada aparat sipil, ASN, penyelenggara negara, dan aparat pemerintah, baik itu keamanan maupun pertahanan, dalam konteks ini TNI/Polri,” tutur Thomas.
Puncak peringatan Hari HAM Sedunia Ke-76 di TMII, Selasa (10/12) digelar terbuka untuk masyarakat. Kemenham menyiapkan pesta rakyat dan kegiatan yang ramah anak. Selain itu, juga ada penganugerahan yang akan diberikan oleh Menteri HAM Natalius Pigai. https://blog-terkini.my.id