Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) berhasil menguat ke level Rp15.000 kembali setelah sekian lama terpuruk.
Melansir data Refinitiv, rupiah menguat 0,87% pada kemarin, Kamis (9/8/2024) ke angka Rp15.890/US$. Ini merupakan posisi terkuat sejak 5 April 2024 atau sekitar empat bulan terakhir.
Pergerakan Rupiah Melawan Dolar AS
Penguatan ini terjadi usai cadangan devisa (cadev) yang naik tajam memberikan optimisme dan angin segar bagi pasar keuangan domestik. Ekonom pun menilai tren penguatan rupiah bisa saja berlanjut hingga mencapai Rp15.800.
Market Research Economic Research PermataBank Faisal Rachman itu dapat terjadi jika kondisi perekonomian global terus membaik, yang akan mendorong faktor fundamental, yakni ekonomi Indonesia.
“Sebenarnya faktor ekonomi fundamental kita memang ada tekanan ya. Memang fenomena perlambatan itu terjadi di seluruh dunia, tetapi kita memang cenderung resilien karena memang fundamental ekonomi kita itu cenderung memang sudah lebih baik gitu,” kata Faisal dalam PIER Economic Review: Mid-Year 2024 secara virtual, Kamis (8/8/2024).
Ia menyebut pertumbuhan ekonomi Indonesia masih mampu tumbuh di kisaran 5%, yakni 5,05% pada kuartal II-2024. Kemudian inflasi kita terjaga di level rendah, dibandingkan dengan negara-negara maju.
“Nah sekarang tinggal tunggu saja dari globalnya,” ujar Faisal.
Menurutnya, kondisi global dapat mengundang arus modal masuk ke dalam negeri.
Membahas ekonomi global, semalam, Biro Ketenagakerjaan AS telah merilis data klaim pengangguran mingguan yang berakhir pada 3 Agustus 2024.
Klaim pengangguran mingguan tercatat bertambah 233.000, lebih baik dibandingkan ekspektasi pasar di 240.000 dan pekan sebelumnya sebesar 250.000.
Hal tersebut menjadi angin segar bagi pasar keuangan global lantaran mengurangi kekhawatiran terhadap resesi setelah awal pekan lalu pasar terkena panic selling akibat data pasar tenaga kerja yang mengecewakan, di mana tingkat pengangguran pada Juli naik ke 4,3%.
Namun, masih ada sentimen terkait yield obligasi acuan AS dan indeks dolar (DXY) yang terpantau masih naik. Hal ini patut diwaspadai bisa menjadi downside risk pasar hari ini, lantaran kenaikan imbal hasil US Treasury bisa memicu capital outflow.
Yield obligasi acuan AS ini dalam empat hari beruntun naik terus, pada perdagangan kemarin berakhir di level 3,99%, dalam sehari naik 5 bps atau 0,03%, sementara sejak awal pekan ini sudah naik lebih dari 7%.
Sementara itu, indeks dollar (DXY) berada di level 103,22 dengan kenaikan selama tiga hari terakhir mencapai 0,50%.
Teknikal Rupiah
Secara teknikal dalam basis waktu per jam, pergerakan nilai tukar rupiah masih kokoh dalam tren penguatan, jika ini berlanjut paling dekat mata uang Garuda bisa menuju support terdekat di Rp15.835/US$ yang diambil dari garis horizontal line berdasarkan low candle intraday 5 April 2024.
Sementara itu, untuk resistance yang patut diwaspadai jika ada peluang pembalikan arah melemah ke level psikologis Rp16.000/US$ yang sekaligus berdekatan dengan garis rata-rata selama 50 jam atau Moving Average/MA50.