
Kementerian Luar Negeri China menyebut Shanghai Cooperation Organization (SCO) terbuka bila ada negara yang ingin bergabung dalam organisasi yang berdiri pada 2001 tersebut.
“SCO selalu siap menyambut lebih banyak negara yang memiliki visi yang sama untuk bergabung dengan keluarga besar SCO,” kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning dalam konferensi pers di Beijing, Jumat (22/8).
Sebelumnya Kementerian Luar Negeri China telah mengumumkan mengundang 22 orang pemimpin negara dan pemerintahan untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) SCO yang akan diselenggarakan pada 31 Agustus – 1 September 2025 di Tianjin, China.
Undangan tersebut juga dialamatkan kepada Presiden Indonesia Prabowo Subianto, Perdana Menteri (PM) Kamboja Hun Manet, Presiden Laos Thongloun Sisoulith, PM Malaysia Anwar Ibrahim dan PM Vietnam Pham Minh Chinh.
Kelima negara tersebut diketahui bukan negara anggota tetap, negara pemantau atau pun negara mitra dialog SCO.
“SCO akan menjunjung tinggi prinsip keterbukaan dan inklusivitas serta tetap membuka pintunya bagi semua negara yang memiliki ‘Semangat Shanghai’,” tambah Mao Ning.
China menjabat sebagai presiden bergilir kerja sama Shanghai Cooperation Organisation (SCO) periode 2024-2025.
SCO beranggotakan China, Rusia, Kazakhstan, Kirgistan, Tajikistan, dan Uzbekistan sebagai negara awal. Setelah itu, India serta Pakistan bergabung pada 2017, Iran pada 2023 dan Belarus pada 2024 sehingga total ada 10 negara anggota.
Selain memiliki 10 anggota tetap, SCO juga memiliki dua negara pemantau (observer) yaitu Mongolia dan Afghanistan. Masih ada juga 14 mitra dialog yaitu Sri Lanka, Turki, Kamboja, Azerbaijan, Nepal, Armenia, Mesir, Qatar, Arab Saudi, Bahrain, Kuwait, Myanmar, Maladewa, dan Uni Emirat Arab.
Selain para pemimpin negara dan pemerintahan, rencananya akan hadir juga para pemimpin organisasi internasional antara lain Sekretaris Jenderal PBB António Guterres, Sekretaris Jenderal (Sekjen) SCO Ilmekbayev, Sekretaris Jenderal ASEAN Kao Kim Hourn dan lainnya.