BI Catat Kredit Tumbuh 11,6% Jadi Rp7.430 T pada Juli 2024

FILE PHOTO - The logo of Indonesia's central bank, Bank Indonesia, is seen on a window in the bank's lobby in Jakarta, Indonesia September 22, 2016.  REUTERS/Iqro Rinaldi/File Photo
Foto: REUTERS/Iqro Rinaldi

Bank Indonesia (BI) melaporkan penyaluran kredit perbankan pada Juli 2024 tetap kuat, tumbuh hingga 11,6% (yoy) menjadi Rp7.430,5 triliun. Lajunya lebih tinggi dari bulan lalu yang sebesar 11,4% (yoy).

“Pertumbuhan kredit terutama didorong oleh pertumbuhan penyaluran kredit kepada debitur korporasi sebesar 16,8% (yoy) dan perorangan sebesar 5,9% (yoy),” ungkap Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono, Jumat (23/8/2024).

Berdasarkan jenis penggunaan, pertumbuhan penyaluran kredit dipengaruhi oleh perkembangan kredit modal kerja, kredit investasi, maupun kredit konsumsi. Kredit modal kerja (KMK) tercatat tumbuh 10,8% (yoy) pada Juli 2024.

Pertumbuhan sektor kredit modal kerja ini disumbang oleh sektor keuangan, Real Estat dan jasa perusahaan, serta pertambangan dan penggalian.

Lebih lanjut, kredit investasi tercatat tumbuh 14% pada Juli 2024, naik dari 13,8% pada Juni 2024 dan kredit konsumsi juga meningkat 10,6% pada Juli 2024, dibandingkan 10,2% Juni 2024. Kredit konsumsi ini didorong kredit pemilikan rumah (KPR) dan Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) serta Kredit Multiguna.

Sebelumnya, Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan BI memperkirakan pertumbuhan kredit per Juli 2024 mencapai 12,4% secara tahunan (yoy).

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan bahwa capaian kredit tersebut ditopang oleh dana pihak ketiga (DPK) per Juli 2024 yang tumbuh sebesar 7,72% yoy.

“Untuk memperkuat pendanaan perbankan juga optimalkan sumber pendanaan dari DPK antara lain melalui penerbitan surat-surat berharga dan pinjaman,” kata Perry dalam konferensi pers Pengumuman Hasil Rapat Dewan Gubernur Bulanan Bulan Agustus 2024, Rabu (21/8/2024).

Sementara itu, permintaan dari korporasi terbilang kuat seiring dengan penjualan yang baik. Pada periode yang sama, permintaan kredit rumah tangga tinggi, ditopang oleh kredit kepemilikan rumah (KPR).

Secara sektoral pertumbuhan kredit tinggi pada mayoritas sektor ekonomi sektor industri listrik, gas, dan air serta pengangkutan.

Berdasarkan kelompok penggunaan, pertumbuhan kredit ditopang oleh investasi yang tumbuh 15,2% yoy, modal kerja 11,6% yoy, dan konsumsi 10,98% yoy.

Perry juga menjabarkan bahwa pembiayaan dari bank syariah tumbuh di bawah rata-rata industri, yakni 11,75% yoy. Lalu kredit UMKM juga belum menunjukan penguatan, yakni dengan tumbuh 5,16% yoy.

Adapun rasio kredit bermasalah atau nonperforming loan (NPL) gross per Juli 2024 sebesar 2,26% dan NPL nett 0,78%.

“Ke depan BI akan terus perkuat sinergi kebijakan dengan KSSK dan OJK dalam mitigasi risiko yang dapat mengganggu stabilitas sistem keuangan,” katanya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*