Dua pabrik tekstil di Pekalongan, Jawa Tengah tengah menghadapi masalah, yakni PT Panamtex dan PT Dupantex. Panamtex adalah pabrik tekstil yang memproduksi sarung, produksi Dupantex lebih mengarah pada kain. Pekerja di kedua pabrik ini pun dihadapkan persoalan sulit.
PT Panamtex sudah diputuskan pailit oleh Pengadilan Negeri Semarang, sedangkan PT Dupantex juga sudah tidak beroperasi.
Sekretaris Serikat Pekerja Nasional (SPN) Jawa Tengah Tabiin mengungkapkan, gaji para pegawai PT Dupantex juga belum dibayar.
“Sudah tiga bulan gaji karyawan ini belum dibayar, termasuk THR juga masih dicicil,” kata Tabiin kepada CNBC Indonesia, Selasa (24/9/2024).
Namun karyawan masih mau menghadapi perusahaan dengan musyawarah dengan kesepakatan pembayaran hak karyawan tersebut terjadi pada bulan Oktober. Hingga kini karyawan belum menempuh langkah hukum ke pengadilan.
“Tapi sampai sekarang belum ada kejelasan juga padahal udah mau akhir September. Kalau gini terus mungkin kita ajukan ke pengadilan juga nantinya,” kata Tabiin.
Para karyawan masih bersabar dengan situasi perusahaan karena menyadari tengah dalam masa sulit. Namun, jika terus menerus tidak ada kejelasan maka ada langkah hukum juga.
“Mereka Dupantex ini lebih mengandalkan dalam negeri dibanding ekspor, sedangkan pasar dalam negeri lagi lesu banyak produk China. Ekspor Dupantex paling hanya sekitar 10%,” ujar Tabiin.
Tutup Juni 2024
Sebelumnya, kabar tutupnya pabrik Dupantex diungkapkan oleh Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Nusantara (KSPN) Ristadi. Dia mengatakan, Dupantex tutup karena mengalami penurunan order secara bertahap hingga sama sekali tak ada lagi orderan.
“Pabrik tekstil tutup bertambah satu lagi. Baru tanggal 6 Juni, PT S. Dupantex yang berlokasi di jalan Pantura, Pekalongan, Jawa Tengah,” katanya kepada CNBC Indonesia, dikutip Senin (10/6/2024).
“Ini menambah daftar pabrik tekstil yang melakukan PHK sejak awal tahun 2024. Ada yang efisiensi ada yang pabriknya tutup karena tak bisa lagi bertahan,” tambahnya.