IHSG Pangkas Koreksi, 5 Saham Ini Jadi Penyelamat

Ilustrasi Bursa (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau melemah pada akhir perdagangan sesi I Senin (23/9/2024),di mana pasar masih memantau pergerakan saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) setelah saham konglomerasi Prajogo Pangestu tersebut keluar dari indeks FTSE.

Hingga pukul 12:00 WIB, IHSG terkoreksi 0,2% ke posisi 7.727,59. IHSG pun kembali menembus level psikologis 7.700, setelah sempat terkoreksi ke level psikologis 7.600 di awal sesi I hari ini.

Nilai transaksi indeks pada sesi I hari ini sudah mencapai sekitar Rp 6,6 triliun dengan melibatkan 17 miliar saham yang berpindah tangan sebanyak 679.161 kali. Sebanyak 281 saham menguat, 278 saham melemah dan 230 saham cenderung stagnan.

Secara sektoral, sektor infrastruktur kembali menjadi yang paling parah koreksinya dan menjadi penekan terbesar IHSG yakni mencapai 1,95%. Namun, sektor energi menjadi penahan koreksi IHSG di sesi I hari ini yakni sebesar 1,53%/

Dari sisi saham, saham BREN kembali menjadi penekan terbesar IHSG yakni mencapai 66 indeks poin. Namun, dua saham perbankan raksasa menjadi penahan koreksi sehingga IHSG berhasil memangkas koreksinya.

Adapun kedua saham perbankan raksasa tersebut yakni PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) yang mencapai 14,4 indeks poin dan saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) sebesar 11,1 indeks poin.

Berikut saham-saham penekan dan penahan koreksi IHSG pada sesi I hari ini.

Pergerakan IHSG pada hari ini masih cenderung diwarnai oleh sentimen keluarnya emiten konglomerasi Prajogo Pangestu yakni BREN yang keluar dari FTSE karena tidak memenuhi ketentuan free float.

Dalam pernyataan FTSE, mereka menjelaskan ada empat pemegang saham yang mengendalikan 97% dari total saham yang diterbitkan. Pada Rabu mendatang, FTSE Russel akan resmi melakukan penghapusan saham BREN dari indeks FTSE.

Hal ini berpotensi membuat IHSG kembali bergejolak. Pasalnya, BREN menjadi saham dengan kapitalisasi pasar jumbo, sehingga pergerakannya cenderung mempengaruhi IHSG.

Di lain sisi, pasar masih menimbang dampak dari dipangkasnya suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) dan bank sentral Amerika Serikat (AS).

Sebelumnya pada pekan lalu, Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI akhirnya memangkas suku bunga acuan atau BI Rate pada September 2024. BI rate ditetapkan menjadi 6% dari sebelumnya 6,25%.

Sementara suku bunga Deposit Facility juga dipangkas menjadi 5,25%, dan suku bunga Lending Facility menjadi 6,75%.

Pemangkasan suku bunga ini adalah yang pertama sejak Februari 2021. BI mengerek suku bunga sebesar 275 bps sepanjang Agustus 2022-April 2024 sebelum menahannya pada Mei, Juni, Juli, dan Agustus 2024.

Tak hanya BI, bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) juga memangkas suku bunga acuannya pekan lalu. Bahkan, The Fed memangkas sebesar 50 basis points (bps) menjadi 4,75-5,0% pada Rabu waktu AS atau Kamis dini hari waktu Indonesia.

Pemangkasan sebesar 50 bps lebih besar dibandingkan ekspektasi pasar yang hanya 25 bps. Pemangkasan ini merupakan yang pertama sejak Maret 2020 atau empat tahun lalu saat awal pandemi Covid-19.

Seperti diketahui, The Fed mengerek suku bunga sebesar 525 bps sejak Maret 2022 hingga Juli 2023. Mereka kemudian menahan suku bunga di level 5,25-5,50% pada September 2023-Agustus 2024 atau lebih.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*